Selasa, 27 Desember 2011


Ilmu Budaya Dasar
Nusa Tenggara Barat ( Bima )
Suku Donggo dan Bahasa Indonesia



Fakultas ekonomi
Jurusan manajemen
Universitas Gunadarma


Nama
Rizki Agustina Dwi Utami

Kelas
1EA20

NPM
16211324


Pendahuluan

Sekian banyak sekolah dasar yang dibangun secara megah dan sarana- prasarana yang lengkap cukup memadai. Guru- guru yang berkompeten hampir setiap hari tidak pernah absen datang ke sekolah untuk mengajar murid – muridnya yang memiliki semangat luar biasa untuk belajar.

Namun pada kenyataan banyak sekolah dasar yang terdapat dipedalaman masih banyak yang buta huruf  atau tidak bisa membaca maupun menulis. Dan telah kami ketahui banyak murid yang memprihatinkan dengan kondisi seperti ini.


Latar Belakang Masalah

Seperti yang kita ketahui keadaan sekolah dasar yang berada di ibu kota sangatlah berbeda dengan yang terjadi di sekolah dasar (SD) pedalaman. Di sekolah dasar (  SD ) pedalaman masih banyak masalah-masalah pendidikan yang menjadi penghambat suksesnya kegiatan belajar mengajar dan mencerdaskan anak bangsa diantaranya adalah masalah-masalah.


1.      Sarana Prasarana Yang Terbatas
         
 Banyak sekolah dasar di daerah pedalaman yang sarana dan prasarananya tidak memadai seperti bagunan yang tidak layak seperti dengan bangunandi perkotaan yang layak dengan bangunan permanen

2. Kurangnya Guru atau Tenaga Pendidik
          
Di pedalam guru sekolah dasar sangat kurang, banyak sekolah yang hanya memiliki 2 atau 3 guru saja bahkan hanya memiliki seorang guru.

3. Kondisi sosial ekonomi
        
 Kebanyakan penduduk yang tinggal di pedalaman memiliki perekoniam keluarga di bawah rata-rata. Kondisi perekonomian orang tua akan berpengaruh terhadap pendidikan anak di daerah pedalaman.

Isi

                  Jika kita melihat buku ragam budaya di tanah air, tentunya kita akan mengetahui bahwa Negara kita tercinta ini Indonesia terdiri dari banyak suku dan budaya, salah satunya adalah Suku Donggo, suku yang mendiami wilayah Indonesia NTB ( Nusa Tenggara Barat ) Marilah kita tengok lebih dalam mengenai suku Donggo.

            Suku Donggo adalah suku yang berada di wilayah NTB terletak di Bima.
Kota Bima, Nusatenggara Barat,memiliki sejarah dan tradisi yang cukup mengakar. Di antara tradisi leluhur yang dikenal adalah kerajinan tenun dan balap kuda atau pacuajara.

Kota Bima yang merupakan bagian dari Pulau Sumbawa, telah memiliki sentra kerajinan tenun sejak Kerajaan Bima berdiri abad ke-17. Pusat tenun dipusatkan di kawasan Rabadompu. Hingga kini jejak warisan tradisi itu masih hidup dan berkembang menjadi kebanggaan warga setempat. Harga sehelai kain tenun berkisar Rp 150 ribu hingga Rp 325 ribu.

Selain untuk melestarikan budaya nenek moyang, kerajinan tenun juga sebagai sumber penghidupan warga Rabadompu. Untuk memasarkan hasil karya mereka, kini telah dibangun koperasi di desa-desa. Produk tenun yang dikenal di antaranya kain sarung. Untuk selembar sarung proses pembuatannya mencapai 20 hari.
Sementara itu, motif tenun yang populer di antaranya suri kakandau atau tunas rebung dan gusuwarung. Motif suri kakandau sarat dengan sejarah perjuangan suku Bima saat melawan penjajah Belanda dengan menggunakan bambu runcing. Motif suri kakandau secara khusus digunakan untuk acara pernikahan. Sedangkan motif gusuwarung menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Kota Bima yang mencari kepiting di pantai.
Keunikan Kota Bima lainnya, adalah balap kuda yang digelar setiap Ahad pagi. Pacuan kuda setiap Ahad ini termasuk kelas latihan untuk kelas yang lebih tinggi seperti tingkat pemerintah kota atau yang melibatkan semua kota/kabupaten di Pulau Sumba. Uniknya, dalam sesi latihan dan balap kelas yang lebih tinggi lainnya melibatkan joki anak-anak yang usianya tidak lebih dari 12 tahun.
Tempat pacuan kuda yang terkenal adalah di Arena Pacuan Kuda Panda. Biasanya lomba digelar setiap Agustus dan melibatkan ratusan kuda pilihan dari setiap pelosok Pulau Sumba. Lomba semakin meriah karena setiap kuda memiliki penggemar dan penggembira.
Kota Bima tentu saja tidak sekadar menyajikan budaya dan tradisi. Pesona laut dan eksotisme Kota Bima bisa menjadi wisata pilihan yang perlu segera menjadi agenda.

 "Suku Donggo"

Mengenal bahasa sambori
Sambori adalah nama sebuah Desa di kabupaten Bima NTB. Desa ini terletak di sebelah tenggara Kota Bima dengan jarak tempuh sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kota Bima. Menuju desa ini, kita akan menikmati jalan yang berkelok dan tanjakan serta jurang-jurang terjal. Tetapi ketika kita berada di puncak,  mata menyapu seluruh sisi Bima dengan keindahan panoramanya. Ada hamparan teluk Bima yang indah, tenang dan damai.



Di Donggo nama islam beragama khatolik
 Sudah lama sebenarnya saya ingin mengunjungi Dana Donggo di Bima, disana konon hidup sebuah komunitas masyarakat yang memiliki keunikan tradisi tersendiri di antara Dou Mbojo pada umumnya. Dou Donggo biasanya dikaitkan dengan indigenous people dan sistem kepercayaan lama sebelum terbentuknya kesultanan Islam Bima. Saat ini Donggo hanyalah nama sebuah kecamatan di wilayah Kabupaten Bima.

Kerajinan tradisional di Donggo
Pada umumnya Kerajinan tradisional adalah proses pembuatan atau pengadaan peralatan dan perlengkapan hidup mencakup pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, alat-alat transportasi dan lain sebagainya. Proses pembuatannya harus berpedoman pada nilai dan norma budaya, sebab semua perlengkapan hidup yang dibuat, merupakan salah satu unsur budaya. Ketrampilan yang dimiliki oleh para pengrajin.

Geografis Kabupaten Bima


Kabupaten Bima terletak di bagian Timur Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan posisi 117°40' sampai 119°10 BT dan 70°30' LS dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
  • Sebelah Utara : Laut Flores 
  • Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
  • Sebelah Timur : Selat Sape
  • Sebelah Barat : Kabupaten Dompu  
Luas Wilayah Kabupaten Bima adalah : 4.596,90 Km2 atau 22.5% dari total luas Propinsi NTB. Secara Administratif Kabupaten Bima terdiri dari 16 Kecamatan dan terdapat satu Kota Administratif yakni Kotip Bima. Semula hanya ada 10 Kecamatan, namun pada Tahun 2000 enam kecamatan mengalami pemekaran yang telah didefinitifkan Tahun 2001.
Yah dibawah ini yang termasuk kecamatan pada Kabupaten Bima :
  • Ambalawi 
  • Belo 
  • Bolo 
  • Donggo 
  • Lambu 
  • Langgudu 
  • Mada Pangga 
  • Monta 
  • Sanggar 
  • Sape 
  • Tambora 
  • Wawo 
  • Wera 
  • Woha 
  • Palibelo 
  • Parado 
Secara topografis wilayah Kabupaten Bima sebagian besar (70%) merupakan dataran tinggi bertekstur pegunungan sementara sisanya (30%) adalah dataran. sekitar 14% dari propinsi dataran rendah tersebut merupakan areal persawahan dan lebih dari separuh merupakan lahan kering. 

 

Sistem kepercayaan suku Donggo.


Sulit sekali untuk memahami keyakinan orang Donggo, karena mereka begitu tertutup dan amat takut untuk memberi penjelasan mengenai apa yang mereka yakini. Hal ini tentu disebabkan karena banyak peristiwa agama telah berusaha untuk menanamkan pengaruhnya, terutama peristiwa 1969, peristiwa 1974, peritiwa 1979, belum lagi peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Belanda. Tulisan-tulisan tentang keyakinan orang Donggo tidak cukup jelas, bahkan kadang-kadang tidak sesuai dengan apa yang mereka katakan. Misalnya J. Elbert (1912: hlm. 69) mencatat bahwa yang menjadi ncuhi hanya dari keturunan duna (belut), sedang P. Arndt (1952) mencatat bahwa dou deke (tokok) yang berhak menjadi ncuhi. Baik Elbert dan Arndt mencatat bahwa pada masa itu hanya terdapat 5 buah klen patrilineal yang exogam, sedang masyarakat sekarang mengenal lebih dari 13 buah klen. Jadi walaupun merek seolah-olah tidak berkembang dan tidak menjalankan kepercayaannya lagi, secara perlahan dan pasti mereka mengembangkan diri dengan klen winte yang menjadi pemimpin masyarakat.

Menurut orang Donggo, peradaban manusia dibagi ke dalam tiga zaman: xaman anfari (zaman manusia terbang), zaman moda (zaman manusia hilang) dan zaman made (zaman manusia mati). Nenek moyang mereka hidup dalam zaman moda, dan jenazah mereka tidak ada karena mereka tidak meninggal tetapi menghilang. Zaman sekarang merupakan zaman made, karena manusia meninggal dan jenazahnya dikubur.

Orang Donggo menjunjung tinggi lewa (atau dewa), yaitu kekuatan gaib yang ada di alam, seperti di gunung, di laut, di sungai, di langit dan di batu-batu besar. Selain itu mereka menghormati ruh nenek-moyang (ndoi) yang diyakini moyangnya ini tidak ada karena hilang di tempat-tempat tertentu atau berubah menjadi binatang dan benda-benda lainnya. Tem[at dan benda-benda tersebut dikeramatkan dan mereka menganggap dirinya keturunannya. Benda-benda totemnya ini disebut marafu arau rafi. Marafu-lah yang          memelihara dan menjadi manusia dari pengaruh tidak baik. Apabila seseorang sakit, maka ia pergi ke rafu-nya untuk memohon pada ndoi agar ia cepat disembuhkan dari penyakit dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak baik. Ndoi kedudukannya sebagai perantara pada dewa, oleh karena itu semua permohonan ditujukan kepada ndoinya agar disampaikan pada dewa.


Keunikan Rumah Tradisional Donggo

  Bima dan Donggo memang unik. Meski berada dalam satu rumpun wilayah, namun adat dan budaya orang Bima dan Donggo memiliki perbedaan baik dari segi bahasa maupun adatnya. Menurut penelitian Antropologi, Orang-orang Bima(Mbojo) yang mendiami sebelah timur dan selatan teluk Bima merupakan keturunan campuran yang berasal dari Melayu dan suku-suku lainnya. Sedangkan orang-orang Donggo Ele( di gugusan pegunungan La Mbitu) dan Donggo Di (di gugusan pegunungan Soromandi) merupakan penduduk asli Bima yang telah menyinggir ke daerah pegunungan karena cenderung mempertahankan budaya leluhur.
Salah satu dari perbedaan itu adalah dari seni arsitekturnya yaitu rumah. Meskipun saat ini, bentuk-bentuk rumah di Donggo sudah jarang terlihat seperti bentuk aslinya dulu dan sudah mengadopsi model rumah seperti rumah orang-orang Bima dan rumah batu atau rumah permanen arsitektur masa kini.
Tetapi pada zaman dulu,  Rumah Tradisional Donggo memiliki keunikan yang membedakannya  dengan seni arsitektur Bima. Mereka menyebutnya dengan Uma Lengge. Ada juga yang menyebut dengan Uma Leme (Rumah Runcing) karena bentuknya mirip puncak gunung, yang berbentuk limas. Ada juga yang menyebutnya dengan Rumah Ncuhi( Kepala Suku).Karena disisi rumah tersimpan alat-alat persembahan dan kesenian.  Keunikannya adalah atap dan dinding rumah merupakan satu kesatuan. Jadi atapnya juga berfungsi sebagai dinding rumah. Atap dan dindingnya terbuat dari alang-alang yang dirajut tebal. Bagian rumah berfungsi sebagai tempat tidur, berbentuk segi empat sama sisi ukuran 2 x 2 meter. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat memasak, menyimpan padi dan segala jenis bahan makanan seperti padi dan palawija. Rumah bagian bawah( lantai) berfungsi sebagai tempat musyawarah keluarga baik dalam rangka upacara perkawinan, upacara adat maupun kematian.
Pintu rumah berada di bagian yang tersembunyi yaitu di pojok atau di sudut ruang atas. Tangga rumah tidak selalu dalam keadaan terpasang. Dalam kebiasaan masyarakat Donggo, ada sandi atau tanda yang diketahui oleh kerabatnya dari cara mereka menyimpan tangga. Apabila tangganya dibiarkan terpasang, berarti penghuninya telah pergi ke ladang dan akan kembali dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Apabila tangga disimpan agak jauh dari rumah, hal itu berarti penghuninya telah pergi jauh dan akan kembali dalam waktu yang lama. Apabila ada anggota keluarga yang meninggal, jenazahnya tidak boleh diturunkan melalui pintu dan tangga. Tetapi diturunkan melalui atap rumah. Di halaman rumah harus ada beberapa buah batu sebagai tempat tinggal roh leluhur yang sudah meninggal. Dan pada waktu tertentu diadakan upacara pemujaan roh yang disebut Toho Dore.
Antropolog Albert dalam kunjungannya di Bima pada tahun 1909 menamakan rumah tersebut A Frame (Kerangka Huruf A). Rumah seperti ini berfungsi sebagai penyimpan panas yang baik, mengingat daerah Donggo adalah daerah pegunungan yang berhawa dingin. Saat ini rumah seperti ini masih ditemukan di desa Padende dan Mbawa. Perlu upaya pelestarian agar rumah – rumah ini tidak hilang tinggal kenangan bagi generasi. Karena wajah Donggo adalah wajah Bima dengan segala keunikan dan romantika sejarahnya


























 SATUAN ACARA KERJA
SEKOLAH DASAR DONGGO 05

MATA PELAJARAN                         :  Bahasa Indonesia

JENJANG                                            :  Sekolah Dasar
TINGKAT                                            :  1 ( Satu )

Minggu
KE-
Pokok Bahasan
Tujuan Umum
Cara Pengajaran
1 – 2
Melengkapi Kalimat
    Anak dapat belajar
   melengkapi kalimat
   dengan cara
   memperhatikan gambar
  dan kalimatnya.
Tatap muka  dan  Diskusi
3 – 4
Mengenal Benda
   Anak dapat mengetahui
   benda-benda
  disekitarnya dengan 
  cara memperhatikan
  gambar.
Tatap muka dan Games
5 – 6
Mengelompokan Makhluk Hidup
   Anak dapat  
   mengelompokkan
   makhluk hidup sesuai
   pertanyaan dan
   gambar yang tampil.
Tatap muka dan Games
7 – 8
Menyusun huruf
   Anak dapat menyusun    
   huruf dengan tepat.

Tatap muka dan Diskusi.
9  - 10
Menyusun Kata Acak

Anak dapat menyusun kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar.



Tatap muka Dan Diskusi






HARAPAN PENYELESAIAN TUGAS

Bagi Diri Saya Sendiri

-  Saya dapat menjalankan tugas dengan baik.
-  Tugas yang saya berikan berguna bagi peserta didik dan masyarakatnya.
-  Peserta didik dapat memahammi dengan baik dan cepat tentang aplikasi  
   pelajaran yang saya berikan.
-  Pesrta didik dapat menigkatkan program belajar / semangat yang ada.
-  peserta didik dapat mendapatkan materi pembelajaran yang sama dengan   
   peserta didik di ibu kota dengan penerapan materi yang sama .


Bagi Anak Didik

-   Siswa mapu memahami dengan baik dan benar tenytang apa pelajaran bahasa   
    indonesia itu.
-  Siswa mampu ngeaplikassikannya kedalam kegiatan sehari-hari.
-  Siswa dapat menciptakan niat belajar yang tinggi untuk mengubah hidup.
-  Siswa dapat mengajak teman-temanya agar lebih serius dalam pebelajaran

Bagi  Masyarakat Sekitar

- Dapat membuka kesadaran bahwa arti pendidikan itu sangatlah penting.
- Dapat menurunkan tingkat kebodohan yang ad adengan program baca tulis
- Masyarakat lebih dapat mengenal bahasa indonesia dengan baik dan benar
- Dapat menaikan taraf hidup dan pendidikan di negara kita tercinta.
- Dapat menciptakan masayarakat yang bertanggung jawab akan arti pendidikan

PENUTUP

Begitulah sedikitnya yang bisa saya bahas tentang tulisan saya kali ini yang bertopik kepada
 Semoga bermanfaat  bagi anda semua , dan dapat menggugah hati dan perasaan anda untuk menaikan taraf pendidikan yang ada di negara kita tercinta khususnya pada daerah daerah dinegari kita yang masih belum terjamah dengan cara anda masing-masing.

Rabu, 09 November 2011

tugas ibd 1


KEBUDAYAAN ITALIA


Festival dan liburan di Italia :

Di Negara Italia ini selalu ada alasan untuk merayakan di Italia, apakah ini merupakan peristiwa historis, hari raya keagamaan atau festival. Ada banyak festival dan liburan di Italia misalnya : Natal , Paskah Dll

Menari di Italia :

Seperti dibanyak Negara, menari adalah komponen penting dari kebudayaan Italia . setelah tari tersebut, Tarantella ( Tarantula ), berasal dari abad pertengahan , dan dikatakan mungkin mengakui lagu yang paling dari semua musik cerita rakyat Italia.

Minuman dan Makanan di Italia

Salah satu cara yang paling menyenangkan untuk belajar bahasa selesai makan atau di bar, mengobrol dengan penutur asli. Ini adalah ide yang baik untuk memoles keterampilan Italia anda untuk memesan makana dan minuman sebelum keberangkatan berlibur keluar negeri. Belajar memasak makanan lezat ini dengan daftar resep Italia.

Italia Sastra :

Ada sejumlah teks Italia , baik klasik dan kontemporer, yang harus membaca bagi siapa pun yang tertarik dengan budaya , sejarah, dan bahasa Italia. Entah itu perjalanan ke neraka dan kembali,dengan nilai tahun puisi cinta,atau cabul,humor kasar selama wabah , ada cerita untuk semua orang.

Italia Fashion :
 Italia cara berpakaian yang berubah,itu semakin santai sebagai kemajuan tahun atau sehingga tampaknya. Karena tidak ada,sama sekali tidak ada dengan cara, adalah disengaja. Pembatasan tertentu dari 80 dan 90-an telah jatuh di pinggiran jalan . untuk banyak orang, ini adalah hal yang baik.









tugas ibd 2





      Pengertian dan resep makanan Mie Aceh


mie aceh Resep Masakan   Mie Aceh

Mie Aceh, satu jenis kuliner  yang menggoda dari Aceh, dapat dicicipi dengan dua cara, yakni digoreng atau direbus alias menggunakan kuah. Untuk rasa bisa memilih sendiri, apakah ingin pedas atau tidak. Sebagai variasi bisa menggunakan kepiting, udang, daging atau seafood. Variasi inilah yang nantinya menentukan nama mienya.





Mie Aceh adalah masakan mie  pedas khas Aceh di Indonesia  Mie kuning tebal dengan irisan daging sapi, daging kambing atau makanan laut (udang dan cumi) disajikan dalam sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie Aceh tersedia dalam dua jenis, Mie Aceh Goreng (digoreng dan kering) dan Mie Aceh Kuah (sup). Biasanya ditaburi bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, mentimun, dan jeruk.

Bahan Mie Aceh :
  • 200 gram daging kambing
  • 300 gram mie basah besar, diseduh air panas
  • 4 siung bawang putih, diiris tipis
  • 3 butir bawang merah, diiris tipis
  • 1 buah tomat, dipotong-potong
  • 750 ml air
  • 300 ml kaldu sapi
  • 50 gram taoge
  • 50 gram kol, diiris
  • 1 1/2 sendok makan kecap manis
  • 1/2 sendok makan garam
  • 1 sendok teh gula pasir
  • 3 sendok makan minyak untuk menumis
  • 1/2 sendok teh cuka
  • 1 batang daun bawang, dipotong 1 cm
  • 1 lembar daun salam
Bumbu yang dihaluskan :
  • 6 butir bawang merah
  • 1 butir kapulaga
  • 4 siung bawang putih
  • 4 buah cabai merah besar, dibuang biji
  • 2 cm kunyit, dibakar
  • 1/4 sendok teh jintan
  • 1/2 sendok teh merica
Bahan Acar Mentimun:
  • 3 buah mentimun, dibuang biji, dipotong-potong
  • 1 sendok teh gula pasir
·         1 sendok teh cuka
·         1/2 sendok teh garam
Pelengkap Mie Aceh :
100 gram emping goreng
Cara memasak Mie Aceh :
  1. Rebus daging kambing dan daun salam dalam air. Setelah matang buang airnya. Potong-potong. Sisihkan.
  2. Tumis bawang putih, bawang merah, dan bumbu yang telah dihaluskan sampai beraroma harum. Tambahkan daging kambing tadi. Aduk sampai rata.
  3. Tambahkan tomat, taoge, dan kol. Aduk hingga layu.
  4. Masukkan kecap manis, garam, gula pasir, kaldu sapi, dan cuka. Masak sampai meresap.
  5. Masukkan mie. Masak sampai matang. Menjelang diangkat, taburkan daun bawang. Aduk sampai rata.
  6. Sajikan mie aceh dengan acar mentimun dan emping goreng.
PENDAHULUAN
Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khasnya masing-masing dan beberapa masakan khas Indonesia bahkan telah dikenal oleh orang di seluruh dunia. Salah satunya adalah Daerah Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam, daerah ini terkenal dengan masakannya yang enak dan memanjakan lidah. Oleh karena itu tak heran jika banyak pecinta kuliner menjadikan masakan khas Aceh ini menjadi makanan favorit mereka. Bukan hanya terkenal di nusantara, tetapi juga popular di dunia . Masakan Aceh , pada umumnya memiliki cita rasa yang khas . Diantara semua ragam masakan itu, maka Mie Aceh merupakan menu utama disetiap kesempatan.







Kesimpulan
berdasarkan hasil pengamatan yang kami teliti dalam tugas ini. Maka kami dapat menyimpulkan bahwa banyak pelajaran yang kita mbil dari tugas ini. Kita dapat mengetahui sejarah dari mie aceh dan cara pembuatannya.