Indikator Tingkat Risiko di Sektor
Perbankan
Selain
menggunakan indikator persepsi risiko yang telah dijelaskan di atas, dalam
penelitian ini juga menggunakan indikator risiko lain, indikator tingkat risiko
sektor perbankan. Jika nilai pasar
sebuah perusahaan lebih rendah dari nilai kewajibannya, maka perusahaan itu
dinyatakan bankrut/default. Dengan menggunakan konsep ini, risiko sebuah
perusahan (termasuk bank), dapat diketahui dengan memanfaatkan informasi
seberapa jauh jarak antara kondisi rasio nilai pasar aset bank terhadap
kewajiban bank yang ada dengan kondisi terjadi defaul.
Hasil
penghitungan indikator perilaku risiko. Dapat dilihat bahwa perilaku resiko
pelaku ekonomi (indikator risk aversion) dan tingkat risiko di sektor perbankan
(distance to default √√inverse) cenderung rendah saat risk premium, yang
ditaksir dari selisih suku bunga kredit dan suku bunga kebijakan (SBI 1bulan),
tinggi dan sebaliknya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pelaku ekonomi sektor
perbankan akan merespon pengetatan kebijakan moneter dengan mengalokasikan dana
yang dikelola ke portfolio yang relatif kurang beresiko. Sedangkan pada saat
tingkat bunga kebijakan moneter cenderung rendah, risk premium yang tinggi
mampu mengurangi efek tingginya persepsi resiko mereka terhadap perilaku mereka
dalam pengalokasian dana yang dikelola.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar