Rabu, 05 Juni 2013

tulisan 12

Indikator Tingkat Risiko di Sektor Perbankan

Selain menggunakan indikator persepsi risiko yang telah dijelaskan di atas, dalam penelitian ini juga menggunakan indikator risiko lain, indikator tingkat risiko sektor perbankan. Jika nilai  pasar sebuah perusahaan lebih rendah dari nilai kewajibannya, maka perusahaan itu dinyatakan bankrut/default. Dengan menggunakan konsep ini, risiko sebuah perusahan (termasuk bank), dapat diketahui dengan memanfaatkan informasi seberapa jauh jarak antara kondisi rasio nilai pasar aset bank terhadap kewajiban bank yang ada dengan kondisi terjadi defaul.

Hasil penghitungan indikator perilaku risiko. Dapat dilihat bahwa perilaku resiko pelaku ekonomi (indikator risk aversion) dan tingkat risiko di sektor perbankan (distance to default √√inverse) cenderung rendah saat risk premium, yang ditaksir dari selisih suku bunga kredit dan suku bunga kebijakan (SBI 1bulan), tinggi dan sebaliknya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa pelaku ekonomi sektor perbankan akan merespon pengetatan kebijakan moneter dengan mengalokasikan dana yang dikelola ke portfolio yang relatif kurang beresiko. Sedangkan pada saat tingkat bunga kebijakan moneter cenderung rendah, risk premium yang tinggi mampu mengurangi efek tingginya persepsi resiko mereka terhadap perilaku mereka dalam pengalokasian dana yang dikelola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar