tulisan 18
Target Operasional Mekanisme Transmisi
Moneter
Target
operasi dapat secara ketat dikendalikan oleh bank sentral dan merepresentasikan
langkah awal dalam mekanisme transmisi moneter.
Bank sentral sebagai institusi monopolistik dari uang yang dapat
mengendalikan harga (tingkat sukubunga jangka pendek) atau kuantitas (monetary
base atau komponen didalamnya seperti cadangan bank, cadangan internasional bersih,
aset domestik bersih). Jika bank sentral memiliki informasi yang sempurna
tentang kondisi pasar setiap saat, ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam
permintaan dan penawaran uang yang diakibatkan dari fluktuasi dari tingkat
sukubunga pasar uang dapat diminimalisir.
Target
operasional terkait dengan target antara (nilai tukar atau agregat moneter)
atau variabel indikator dari kebijakan
moneter. Target operasi yang dipilih oleh bank sentral untuk mengendalikan
variabel moneter tergantung pada strategi kebijakan moneter bank sentral
(penggunaan dari variabel antara atau variabel indikator), dan pilihan dari
target operasi tersebut akan mempengaruhi instrumen kebijakan (operasi pasar
terbuka, fasilitas tersedia, SWAP mata uang luar negeri) yang digunakan oleh
bank sentral. Secara bagan hal tersebut
di atas dapat dilihat pada skema di bawah ini :
Instrumen
-> Target Operasi -> Target
antara -> Tujuan Utama
Strategi
moneter bank sentral juga mempengaruhi pilihan terhadap target operasi. Untuk
mencapai tujuan utama, bank sentral menggunakan target antara atau variabel
indikator. Hal ini akan menjadi sistem yang kompleks dalam proses mentransmisi
kebijakan moneter dan 4 tipe strategi kebijakan moneter dapat dibedakan
berdasarkan target antara atau variabel indikator yang digunakan :
1)
Exchange
rate targeting
2)
Monetary
targeting
3)
Kombinasi
dari Exchange rate dan target moneter
4)
Direct
targeting dari tujuan utama dengan
mengikuti variabel indikator khususnya target inflasi.
Pada
saat yang sama, pilihan strategi kebijakan moneter juga merefleksikan pandangan
jalur transmisi moneter pada tujuan utama kebijakan moneter melalui nilai tukar, tingkat sukubunga dan agregat
moneter. Variabel harga digunakan sebagai target operasional dalam strategi
kebijakan moneter sementara mentargetkan variabel kuantitas hanya sesuai untuk
target moneter dan target nilai tukar.
Target nilai tukar, neraca modal terbuka dan tingkat sukubunga disesuaikan
untuk menjaga nilai tukar yang ditetapkan dan perubahan nilai tukar dapat disebabkan
oleh kekuatan dari pasar pada saat bank melakukan intervensi non sterilisasi
dan hal ini terbatas oleh jumlah aliran modal yang relatif berpengaruh terhadap
cadangan bank sentral dan akses terhadap cadangan luarnegeri.
Dasar
agregat moneter menjadi lebih baik pada saat pasar uang tidak terlalu baik
perkembangannya dan bank sentral tidak memiliki instrumen bagi target tingkat
sukubunga. Pada kondisi inflasi tinggi atau hiperinflasi terdapat hubungan
antara pertumbuhan agregat moneter dan inflasi dan pertumbuhan yang cepat dari
sumber kreasi uang, kredit bank sentral terhadap pemerintah dan sektor
perbankan akan membawa faktor inflasi mempengaruhi pertumbuhan base money, tingkat sukubunga jangka pendek
yang sesuai dengan target operasional dalam regim target moneter pada saat
multiplier uang berfluktuasi secara kuat.
Kebijakan moneter difokuskan pada target nilai tukar,
tingkat sukubunga jangka pendek merupakan target operasional yang harus
dicapai. Strategi kebijakan moneter yang menggunakan variabel indikator (target
antara), khususnya target inflasi, tingkat sukubunga jangka pendek merupakan
target operational yang paling baik. Mengendalikan target operasional instrumen
kebijakan moneter yang spesifik dapat digunakan untuk mengelola likuiditas harian,
mengendalikan tingkat sukubunga jangka pendek atau agregat moneter dan terdapat
beberapa instrumen moneter yang perlu mendapat perhatian dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar