Rabu, 05 Juni 2013



tulisan 18

Target Operasional Mekanisme Transmisi Moneter 

Target operasi dapat secara ketat dikendalikan oleh bank sentral dan merepresentasikan langkah awal dalam mekanisme transmisi moneter.  Bank sentral sebagai institusi monopolistik dari uang yang dapat mengendalikan harga (tingkat sukubunga jangka pendek) atau kuantitas (monetary base atau komponen didalamnya seperti cadangan bank, cadangan internasional bersih, aset domestik bersih). Jika bank sentral memiliki informasi yang sempurna tentang kondisi pasar setiap saat, ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam permintaan dan penawaran uang yang diakibatkan dari fluktuasi dari tingkat sukubunga pasar uang dapat diminimalisir.
Target operasional terkait dengan target antara (nilai tukar atau agregat moneter) atau variabel indikator  dari kebijakan moneter. Target operasi yang dipilih oleh bank sentral untuk mengendalikan variabel moneter tergantung pada strategi kebijakan moneter bank sentral (penggunaan dari variabel antara atau variabel indikator), dan pilihan dari target operasi tersebut akan mempengaruhi instrumen kebijakan (operasi pasar terbuka, fasilitas tersedia, SWAP mata uang luar negeri) yang digunakan oleh bank sentral.  Secara bagan hal tersebut di atas dapat dilihat pada skema di bawah ini :
Instrumen ­->  Target Operasi -> Target antara -> Tujuan Utama
Strategi moneter bank sentral juga mempengaruhi pilihan terhadap target operasi. Untuk mencapai tujuan utama, bank sentral menggunakan target antara atau variabel indikator. Hal ini akan menjadi sistem yang kompleks dalam proses mentransmisi kebijakan moneter dan 4 tipe strategi kebijakan moneter dapat dibedakan berdasarkan target antara atau variabel indikator yang digunakan :
1)      Exchange rate targeting
2)      Monetary targeting
3)      Kombinasi dari Exchange rate dan target moneter
4)      Direct targeting dari tujuan utama  dengan mengikuti variabel indikator khususnya target inflasi.
Pada saat yang sama, pilihan strategi kebijakan moneter juga merefleksikan pandangan jalur transmisi moneter pada tujuan utama kebijakan moneter melalui  nilai tukar, tingkat sukubunga dan agregat moneter. Variabel harga digunakan sebagai target operasional dalam strategi kebijakan moneter sementara mentargetkan variabel kuantitas hanya sesuai untuk target moneter dan  target nilai tukar. Target nilai tukar, neraca modal terbuka dan tingkat sukubunga disesuaikan untuk menjaga nilai tukar yang ditetapkan dan perubahan nilai tukar dapat disebabkan oleh kekuatan dari pasar pada saat bank melakukan intervensi non sterilisasi dan hal ini terbatas oleh jumlah aliran modal yang relatif berpengaruh terhadap cadangan bank sentral dan akses terhadap cadangan luarnegeri.
Dasar agregat moneter menjadi lebih baik pada saat pasar uang tidak terlalu baik perkembangannya dan bank sentral tidak memiliki instrumen bagi target tingkat sukubunga. Pada kondisi inflasi tinggi atau hiperinflasi terdapat hubungan antara pertumbuhan agregat moneter dan inflasi dan pertumbuhan yang cepat dari sumber kreasi uang, kredit bank sentral terhadap pemerintah dan sektor perbankan akan membawa faktor inflasi mempengaruhi pertumbuhan  base money, tingkat sukubunga jangka pendek yang sesuai dengan target operasional dalam regim target moneter pada saat multiplier uang berfluktuasi secara kuat.
Kebijakan moneter difokuskan pada target nilai tukar, tingkat sukubunga jangka pendek merupakan target operasional yang harus dicapai. Strategi kebijakan moneter yang menggunakan variabel indikator (target antara), khususnya target inflasi, tingkat sukubunga jangka pendek merupakan target operational yang paling baik. Mengendalikan target operasional instrumen kebijakan moneter yang spesifik dapat digunakan untuk mengelola likuiditas harian, mengendalikan tingkat sukubunga jangka pendek atau agregat moneter dan terdapat beberapa instrumen moneter yang perlu mendapat perhatian dalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar